Latest Posts

Rangkuman Materi Koneksi antar Materi Modul 3.1

Tidak ada komentar:

Koneksi Antar Materi

Rangkuman Materi

MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASISNILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

Oleh :
Rizal Maulana
CGP Angkatan 11 Kab. Bandung
SMA Telkom Bandung
Kelas : 11.007
Fasil: Ditta Kristina Putri
PP: Imas Iik Zakiyah

  1. Bagaimana filosofi ki hajar dewantara dengan  pratap triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?


Ketika seorang pemimpin dihadapkan pada suatu kasus dilema etika, maka dalam pengambilan keputusan dapat berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara, yang dikenal dengan semboyan KHD yang selalu menjadi landasan bagi para pendidik, yaitu :
  • Ing Ngarso Sung Tulodho = Seorang pemimpin harus mampu menjadi tauladan
  • Ing Madya Mangunkarsa = Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan  dorongan, semangat dan motivasi, memberikan kekuatan untuk memperbaiki kualitas dirinya.
  • Tut Wuri handayani = Seorang pemimpin harus mampu memberikan pengaruh,                memprovokasi kebajikan, serta memberi dorongan dari belakang.
Semboyan ini dapat dijjadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan, dimana keputusan yang diambil selalu berpihak kepada murid, sehingga terbentuk karakter yang sesuai dengan profil pelajar pancasila.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Perilaku seseorang dapat mencerminkan bagaimana orang tersebut dalam mengambil keputusan ketika menjadi seorang pemimpin. Salah satu nilai-nilai kebajikan yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah Tanggung Jawab. Dengan  sikap  bertanggungjawab,  keputusan  yang  diambil  mencerminkan bagaimana prinsip diri berdasarkan tiga prinsip pengambilan keputusan yang akan mendorong terwujudnya wellbeing pada ekosistem pendidikan. Hal ini dapat dilakukan oleh setiap pendidik dengan memberikan dorongan secara moril maupun materil bagi semua warga sekolah. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam  dalam  diri  pendidik  akan  tergambar  dalam  keteladanan  yang diambil pada setiap keputusan.

 3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam   pengambilan   keputusan   dibutuhkan   langkah-langkah   yang   mengarah   pada   prinsip pengambilan keputusan dan mengarah pada hal-hal yang positif, dalam hal ini keputusan yang diambil adalah  keputusan  yang  berpihak  pada  murid.  Salah  satu  faktor  yang  sangat  membantu  dalam pengambilan  keputusan  adalah  keterampilan  coaching.  Sebagai  pendidik,  kita  harus  memiliki keterampilan coaching. Dengan coaching, proses pengambilan keputusan berdasarkan pada potensi yang   dimiliki   oleh   orang   tersebut   (coachee).   Sehingga   keputusan   tersebut   dapat   di pertanggungjawabkan.

Selama proses pembelajaran pengenai pengambilan keputusan, proses penndampingan pengambilan keputusan melalui kegiatan coaching (bimbingan) yang dilakukan oleh fasilitator, saya rasakan sangat efektif dalam membantu pemahaman saya dalam pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Teknik  coaching  dapat  digunakan  dalam  pengambilan  keputusan.  misalkan  dengan  teknik  TIRTA. pengambilan keputusan yang bertanggungjawab tidak terlepas dari prinsip dan paradigma coaching.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

 Kemampuan  guru  dalam  mengelola  dan  menyadari  aspek  sosial  emosional  sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan terutama dalam kasus dilema etika. Guru yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran akan bertindak atas dasar keberpihakan pada murid. Dalam pengambilan keputusan, seorang guru harus berlandaskan pada 4 paradigma yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang, 3 prinsip yaitu prinsip berbasis hasil akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli.

Guru  yang  memiliki  kesadaran  diri  yang  baik  akan  menunjukan  kejujuran  dalam mengambil kepeutusan memiliki kemampuan dalam mengelola emosi pikiran dan prilaku secara efektif sehingga keputisan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pada studi kasus yang berhubungan dengan masalah moral atau etika, nilai-nilai yang harus dianut oleh seorang pendidik adalah kebenaran, kejujuran, toleransi, tanggungjawab. Dengan nilai-nilai tersebut maka keputusan yang diambil dapat berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pendidik yang mampu menganalisis permasalahan dari berbagai sudut pandang dengan tepat, maka ia akan mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral.

6.  Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman

Setiap keputusan yang diambil harus sesuai dengan nilai-nilai kebajikan, keteladanan,  bijaksana  dan  tidak  melanggar  norma.  Dengan  nilai-nilai tersebut  dapat  tercipta  lingkungan  yang  positif,  kondusif,  aman  dan nyaman. Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya

Guru  berperan  penting  dalam  menciptakan  lingkungan  yang  aman, nyaman,  menyenangkan,  namun  tetap  kompetitif.  Guru  berperan sebagai  pemimpin  pembelajar  yang  mengacu  pada  tumbuh  kembang anak sesuai dengan kodratnya, baik kodrat alam maupun kodrat zaman.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan anda?

Tantangan yang dihadapi adalah adanya pemikiran-pemikiran yang tidak sejalan pada setiap individu. Setiap keputusan akan selalu ada pro dan kontra, serta perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak menjadi tantangan saya dalam mengambil keputusan. Namun, berdasarkan paradigma pengambilan keputusan, yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka  pendek  vs  jangka  panjang,  perbedaan  pandangan  adalah  hal  yang  harus dihadapi. Dan tetap berfokus pada keputusan yang berpihak pada murid. Pengambilan keputusan  yang  dilakukan  berlandaskan  atas  tiga  prinsip  penyelesaian  dilema,  yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule- Based Thinking) atau Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Pemilihan prinsip tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan yang kita lakukan sangat mempengaruhi bagaimana kita bisa memberikan pembelajaran yang memerdekakan siswa kita hal itu dikarenakan semua keputusan kita harus berlandaskan untuk kepentingan siswa dengan seperti itu kita bisa memberikan keputusan yang paling tepat yang bisa membuat siswa kita mengelurakan potensinya masing-masing sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamanya

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang  pemimpin  haruslah  mengambil  keputusan  dengan  bijaksana,  mementingkan banyak  pihak,  dan  mengedepankan  nilai-nilai  kebajikan,  terutama  tanggungjawab. Dalam pengambilan keputusan memang tidak mungkin memuaskan semua pihak, namun yang paling penting adalah bahwa keutusan seorang pemimpin haruslah berpihak pada murid.

keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pastilah akan berdampak, baik dalam jangka  pendek  maupun  pada  jangka  panjang.  Keputusan  yang  diambil,  terkadang memunculkan  keraguan,  apakah  keputusan  tersebut  sudah  benar  atau  belum  tepat. Untuk menghilangkan keraguan tersebut, dan percaya diri dalam mengambil keputusan, maka dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan dengan menggunakan lima uji yaitu uji legal, uji regulasi, uji instuisi, uji publikasi dan uji panutan atau uji idola. Hal ini akan menjadikan pengambilan keputusan tersebut akurat dan teruji.

 10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang bisa diambil dari modul sebelumnya dengan modul 3.1 adalah bahwa dalam pengambilan keputusan dapat berpedoman pada 3 semboyan KHD, terdapat nilai-nilai kebajikan, berlandaskan nilai dan peran guru penggerak yang dimilikinya, berpedoman pada pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan belajar murid, dan memiliki kompetensi sosial emosional, serta memiliki keterampilan coaching yang baik dalam menjalankan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan. Sehingga keputusan yang diambil dapat memberikan kemanfaatan untuk banyak orang, mampu mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being) dan dapat dipertanggungjawabkan. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan dengan bijak, dengan mengedepankan nilai-nilai kebajikan yang telah menjadi kesepakatan kelas.

11. Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep-konsep yang telah anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. adakah hal-hal yang menurut anda di luar dugaan?

Hal-hal  yang  menurut  saya  diluar  dugaan  adalah  ternyata  dalam pengambilan  keputusan  bukan  hanya  didasarkan  pada  pemikiran  dan pertimbangan  semata,  namun  sangat  diperlukan  adanya  paradigma, prinsip,  dan  langkah-langkah  pengujian  pengambilan  keputusan,  agar keputusan  yang  diambil  tepat  sasaran  dan  bermanfaat  untuk  orang banyak. Disamping itu secara personal, dalam pengambilan keputusan diperlukan satu sikap keberanian dengan segala konsekwensinya, tidak bisa  bersikap  egois  namun  harus  mementingkan  kepentingan  banyak pihak, terutama kepentingan murid. Adanya dua tipe kasus, yaitu dilema etika dan bujukan moral dapat diketahui dengan pengujian.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang anda pelajari di modul ini?

Sebelum  mempelajari  modul  ini,  tanpa  sadar  saya  telah  menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi dilema etika, hanya saja saya belum menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian keputusan. Saya sudah merasa tenang jika keputusan tersebut sudah sesuai aturan dan tidak berdampak merugikan banyak orang. Saat itu saya hanya mengandalkan  keputusan  akhir  yang  diperkirakan  tidak  merugikan  kedua pihak.  Namun  sekarang  saya  mengetahui  bahwa  dalam  pengambilan keputusan  ada  langkah-langkah  pengambilan  keputusan  dan  pengujian keputusan yang harus dilalui sehingga keputusan tersebut tepat dan tidak merugikan salah satu pihak, serta dapat dipertanggungjawabkan.

13.Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat anda, perubahan apa yang terjadi pada cara anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak yang dirasakan adalah dampak yang sangat positif tentunya, terutama dalam pola pikir saya. Dengan mempelajari modul ini saya mampu mengidentifikasi antara dilema etika dan bujukan moral, dan tentunya mampu untuk mengatasinya. Sebagai guru, kita tidak bisa begitu saja mengambil keputusan, apalagi berpikiran bahwa kita dapat mengontrol siswa. Namun keputusan yang diambil harus berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan, tanggungjawab, dan berpihak pada murid.

Terdapat 4 paradigma dilema etika yaitu: individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka panjang yang semuanya didasari atas 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Dengan paradigma tersebut, yang nantinya akan saya terapkan dalam pengambilan keputusan, saya yakin bahwa apa yang akan diputuskan pasti berdampak baik bagi lingkungan sekitar, terutama murid.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi anda sebagai seorang individu dan anda sebagai seorang pemimpin?

Materi modul 3.1 ini sangat penting bagi saya. Apalagi dengan kondisi saya yang terkadang dalam mengambil keputusan masih ada perasaan ragu dan khawatir  tidak  bisa  memuaskan  semua  pihak.  Yang  menyebabkan  saya menjadi ragu apakah keputusan yang saya ambil sudah tepat atau belum. Dengan mempelajari modul ini, saya jadi memahami dan mengerti langkah- langkah  apa  saja  yang  harus  saya  lakukan  ketika  akan  mengambil keputusan. Bersikap bijaksana, dan selalu berlandaskan pada nilai - nilai kebajikan  dalam  mengambil  keputusan,  sehingga  keputusan  tersebut adalah keputusan terbaik dapat saya pertanggungjawabkan.

Read More

Spektrofotometri

Tidak ada komentar:

 


Spektrofotometri adalah suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan  sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.

Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.

Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu :

 

A =     log ( Io / It )         =  a b c

Keterangan  :  Io= Intensitas sinar dating

It = Intensitas sinar yang diteruskan

a  = Absorptivitas

b  = Panjang sel/kuvet

c  = konsentrasi (g/l)

A = Absorban

 

 

Spektrofotometri merupakan bagian dari fotometri dan dapat dibedakan dari filter fotometri sebagai berikut :

1.     Daerah jangkauan spectrum

Filter fotometr hanya dapat digunakan untuk mengukur serapan sinar tampak (400-750 nm). Sedangkan spektrofotometer dapat mengukur serapan di daerah tampak, UV (200-380 nm) maupun IR (> 750 nm).

 

2.     Sumber sinar

Sesuai dengan daerah jangkauan spektrumnya maka spektrofotometer menggunakan sumber sinar yang berbeda pada masing-masing daerah (sinar tampak, UV, IR). Sedangkan sumber sinar filter fotometer hanya untuk daerah tampak.

 

3.     Monokromator

Filter fotometere menggunakan filter sebagai monokrmator. Tetapi pada spektro digunakan kisi atau prisma yang daya resolusinya lebih baik.

 

4.     Detektor

a.      Filter fotometer menggunakan detektor fotosel

b.     Spektrofotometer menggunakan tabung penggandaan foton atau fototube.

 

Komponen utama dari spektrofotometer yaitu :

1.     Sumber cahaya

Untuk radisi kontinue :

a.      Untuk daerah UV dan daerah tampak :

b.     Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan spektrum kontiniu pada gelombang 320-2500 nm.

c.      Lampu hidrogen atau deutrium (160-375 nm)

d.     Lampu gas xenon (250-600 nm)

 

 

Untuk daerah IR Ada tiga macam sumber sinar yang dapat digunakan :

a.       Lampu Nerst,dibuat dari campuran zirkonium oxida (38%) Itrium oxida  (38%) dan erbiumoxida (3%)

b.       Lampu globar dibuat dari silisium Carbida (SiC).

c.       Lampu Nkrom terdiri dari pita nikel krom dengan panjang gelombang 0,4 – 20 nm

Spektrum radiasi garis UV atau tampak :

a.      Lampu uap (lampu Natrium, Lampu Raksa)

b.     Lampu katoda cekung/lampu katoda berongga

c.      Lampu pembawa muatan dan elektroda (elektrodeless dhischarge lampu Laser)

 

2.     Pengatur Intensitas

Berfungsi untuk mengatur intensitas sinar yang dihasilkan oleh sumber cahaya agar sinar yang masuk tetap konstan.

 

3.     Monokromator

Berfungsi untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis sesuai yang dibutuhkan oleh pengukura

Macam-macam monokromator :

a.      Prisma

b.     kaca untuk daerah sinar tampak

c.      kuarsa untuk daerah UV

d.     Rock salt (kristal garam) untuk daerah IR

e.      Kisi difraksi

Keuntungan menggunakan kisi :

a.      Dispersi sinar merata

b.     Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama

c.      Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum

 

 

4.     Kuvet

Pada pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca dan daerah UV digunakan kuvet kuarsa serta kristal garam untuk daerah IR.

 

5.     Detektor

Fungsinya untuk merubah sinar menjadi energi listrik yang sebanding dengan besaran yang dapat diukur.

Syarat-syarat ideal sebuah detektor :

a.      Kepekan yang tinggi

b.     Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi

c.      Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.

d.     Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.

e.      Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.

Macam-macam detektor :

1.     Detektor foto (Photo detector)

2.     Photocell

3.     Phototube

4.     Hantaran foto

5.     Dioda foto

6.     Detektor panas

 

6.     Penguat (amplifier)

Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca oleh indikator.

 

7.     Indikator

Dapat berupa :

a.      Recorder

b.     Komputer

 

1.2       Jenis-jenis

Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1.     Spektrofotometri Vis (Visible)

2.     Spektrofotometri UV (Ultra Violet)

3.     Spektrofotometri UV-Vis

4.     Spektrofotometri IR (Infra Red)

 

1.2.1    Spektrofotometri Ultraviolet (UV)

Spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hydrogen, merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti ‘dua’, mengacu pada intinya yang memiliki dua pertikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna.Bening dan transparan.

Sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Sample keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi.

Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample. Namun harus hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain selain analat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi menimbulkan bias pada hasil analisa.

 

1.2.2    Spektrofotometri Visible (Vis)

Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400-800 nm dan memiliki energi sebesar 299–149 kJ/mol.  Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang melewati berkas pada waktu itu.

Elektron pada keadaan normal atau berada pada kulit atom dengan energi terendah disebut keadaan dasar (ground-state). Energi yang dimiliki sinar tampak mampu membuat elektron tereksitasi dari keadaan dasar menuju kulit atom yang memiliki energi lebih tinggi atau menuju keadaan tereksitasi.

Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya yang ditangkap oleh mata manusia. Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut warna komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna biru dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna yang terdapat pada spektrum sinar tampak. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.

 

 

 

Panjang gelombang (nm)

Warna warna yang diserap

Warna komplementer (warna yang terlihat)

400 – 435

Ungu

Hijau kekuningan

435 – 480

Biru

Kuning

480 – 490

Biru kehijauan

Jingga

490 – 500

Hijau kebiruan

Merah

500 – 560

Hijau

Ungu kemerahan

560 – 580

Hijau kekuningan

Ungu

580 – 595

Kuning

Biru

595 – 610

Jingga

Biru kehijauan

610 – 800

Merah

Hijau kebiruan

 

 

         Pada spektrofotometer sinar tampak, sumber cahaya biasanya menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram. Wolfram merupakan salah satu unsur kimia, dalam tabel periodik unsur wolfram termasuk golongan unsur transisi tepatnya golongan VIB atau golongan 6 dengan simbol W dan nomor atom 74. Wolfram digunakan sebagai lampu pada spektrofotometri tidak terlepas dari sifatnya yang memiliki titik didih yang sangat tinggi yakni 5930 °C.

 





gambar jenis spektronic-20 yang bekerja pada rentang panjang gelombang sinar tanpak. Gambar atas merupakan spectronic-20 lama yang sudah jarang bahkan mungkin tidak diproduksi lagi. Sedangkan gambar kedua adalah spectronic-20 terbaru.

 

 

1.2.3    Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.

Spektroskopi UV/VIS merupakan metode penting yang mapan, andal dan akurat. Dengan menggunakan spektroskopi UV/VIS, substansi yang tidak dikenal dapat diidentifikasi dan konsentrasi substansi yang dikenal dapat ditentukan. Pelarut untuk spektroskopi UV harus memiliki sifat pelarut yang baik dan memancarkan sinar UV dalam rentang UV yang luas.

Spektrofotometer Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer sesuai dengan namanya merupakan alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi cahaya secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum sinar tampak yang sinambung dan monokromatis. Sel pengabsorbsi untuk mengukur perbedaan absorbsi antara cuplikan dengan blanko ataupun pembanding.

Spektrofotometer Uv-Vis merupakan spektrofotometer yang digunakan untuk pengukuran didaerah ultra violet dan didaerah tampak. Semua metode spektrofotometri berdasarkan pada serapan sinar oleh senyawa yang ditentukan, sinar yang digunakan adalah sinar yang semonokromatis mungkin.

Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia. Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa.

Spektrofotometri UV/Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spetrofotometer UV/Vis lebih banyak dpakai ntuk analisis kuantitatif dibanding kualitatif.

Spektrofotometri UV-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200–350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi.

 

1.2.4    Spektrofotometri Infra Red (IR)

Spektrofotometri inframerah (infrared, untuk selanjutnya disingkat dengan spektrofotometri IR) merupakan spektrofotometri vibrasional (getaran). Spektroskopi vibrasional adalah jenis spektroskopi yang memanfaatkan vibrasi getaran suati ikatan kimia poliatomik atau gugus fungsional ketika senyawa kimia ini dikenai suatu radiasi elektromagnetik.

Spektroskopi IR merupakan teknik analisis yang sangat populer untuk analisis berbagai jenis sampel, baik sampel produk farmasetik, makanan, cairan biologis, maupun sampel lingkungan. Karena pada spektroskopi ini melibatkan cahaya (foton), maka metode ini melibatkan cahaya (foton), maka metode spektroskopi juga seringkali disebut dengan metode spektrofotometri. Alat yang digunakan untuk mengukur spektra disebut dengan spektrofotometer.

Spectrum IR merupakan jenis spectrum yang bersifat :

1.     Spesifik terhadap suatu molekul; yang akan memberikan informasi yang menyatu (inheren) tentang gugus-gugus fungsional yang ada dalam molekul, termasuk jenis dan interaksi-interkasinya

2.     Sidik jari (fingerprint)

3.     Kuantitatif, yang mana intensitas puncak berkorelasi dengan konsentrasi

4.     Non-destruktif (tidak merusak), yang berarti bahwa pada jenis penanganan sampel tertentu seperti dengan ATR, sampel yang telah dianalisis dengan spektrofotometer IR dapat dianalisis dengan metode analisis yang lain.

5.     Bersifat universal, dalam persyaratan pengambilan sampelnya, baik sampel padat, cair, gas, sampel antara padat dan cair atau gas.

 

Keunggulan utama spektroskopi IR dengan spektroskopi lainnya adalah karena sifatnya sebagai spektrum sidik jari, yang mana tidak ada dua buah senyawa atau sampel yang berbeda mempunyai spektrum IR yang sama.

 

1.3       Cara Kerja

Dari 4 jenis spektrofotometri ini (UV, Vis, UV-Vis dan Ir) memiliki prinsip kerja yang sama yaitu “adanya interaksi antara materi dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu”. Perbedaannya terletak pada panjang gelombang yang digunakan.

Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer terdiri dari :

sumber cahaya – monokromator – sel sampel – detektor – read out (pembaca).







 

Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih foto sel yang cocok 200nm-650nm (650nm-1100nm) agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang foto sel dalam keadaan tertutup “nol” galvanometer didapat dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan, buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan “nol” galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel.

 

1.4       Aplikasi Dibidang Farmasi

Spektrofotometri derivatif telah digunakan secara luas pada analisis bahan anorganik, penentuan konstanta ionisasi senyawa kimia, koefisien partisi obat antara lapisan lipid dan air, analisis klinis, analisis makanan, dan penetapan kadar di bidang farmasi

Dalam bidang farmasi, karena terkait dengan terapi, penetapan kadar obat adalah masalah analisis dalam kontrol kualitas pada industri farmasi. Spektrofotometri derivative adalah teknik analisis dengan kemampuan memisahkan campuran obat yang memiliki spektra tumpang tindih. Selain itu, telah digunakan pula untuk penetapan kadar obat yang tercampur dengan hasil peruraiannya.

Spektrofotometri UV-Vis derivatif kedua dapat menampilkan dan memberikan keuntungan dalam pengukuran untuk sediaan formulasi tablet yang terdiri dari zat aktif dan zat tambahan. Pada sediaan farmasi yang terdiri dari zat campuran yaitu zat aktif dan zat tambahan menghasilkan larutan yang keruh sehingga spektrofotometri derivatif metode tangen dapat digunakan untuk larutan yang keruh seperti sediaan tablet anti influenza.


 

DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, S.M, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia (UI-

Press), Jakarta, Hal 215-216

MAKALAH SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS, INFRA MERAH DAN  

DENSITOMETER

Rohman,Abdul, 2014, Spektroskopi Vibrasional, Gadjah Mada University Press,  

Yogyakarta.

Rohman,Abdul,2014, Spektroskopi Inframerah dan Kemometrika untuk Analisis  

Farmasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, S.M, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia (UI-

Press), Jakarta, Hal 215-216

MAKALAH SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS, INFRA MERAH DAN  

DENSITOMETER

Rohman,Abdul, 2014, Spektroskopi Vibrasional, Gadjah Mada University Press,  

Yogyakarta.

Rohman,Abdul,2014, Spektroskopi Inframerah dan Kemometrika untuk Analisis  

Farmasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Read More