Rangkuman Materi Koneksi antar Materi Modul 3.1

ad+1

Koneksi Antar Materi

Rangkuman Materi

MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASISNILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

Oleh :
Rizal Maulana
CGP Angkatan 11 Kab. Bandung
SMA Telkom Bandung
Kelas : 11.007
Fasil: Ditta Kristina Putri
PP: Imas Iik Zakiyah

  1. Bagaimana filosofi ki hajar dewantara dengan  pratap triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?


Ketika seorang pemimpin dihadapkan pada suatu kasus dilema etika, maka dalam pengambilan keputusan dapat berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara, yang dikenal dengan semboyan KHD yang selalu menjadi landasan bagi para pendidik, yaitu :
  • Ing Ngarso Sung Tulodho = Seorang pemimpin harus mampu menjadi tauladan
  • Ing Madya Mangunkarsa = Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan  dorongan, semangat dan motivasi, memberikan kekuatan untuk memperbaiki kualitas dirinya.
  • Tut Wuri handayani = Seorang pemimpin harus mampu memberikan pengaruh,                memprovokasi kebajikan, serta memberi dorongan dari belakang.
Semboyan ini dapat dijjadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan, dimana keputusan yang diambil selalu berpihak kepada murid, sehingga terbentuk karakter yang sesuai dengan profil pelajar pancasila.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Perilaku seseorang dapat mencerminkan bagaimana orang tersebut dalam mengambil keputusan ketika menjadi seorang pemimpin. Salah satu nilai-nilai kebajikan yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah Tanggung Jawab. Dengan  sikap  bertanggungjawab,  keputusan  yang  diambil  mencerminkan bagaimana prinsip diri berdasarkan tiga prinsip pengambilan keputusan yang akan mendorong terwujudnya wellbeing pada ekosistem pendidikan. Hal ini dapat dilakukan oleh setiap pendidik dengan memberikan dorongan secara moril maupun materil bagi semua warga sekolah. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam  dalam  diri  pendidik  akan  tergambar  dalam  keteladanan  yang diambil pada setiap keputusan.

 3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam   pengambilan   keputusan   dibutuhkan   langkah-langkah   yang   mengarah   pada   prinsip pengambilan keputusan dan mengarah pada hal-hal yang positif, dalam hal ini keputusan yang diambil adalah  keputusan  yang  berpihak  pada  murid.  Salah  satu  faktor  yang  sangat  membantu  dalam pengambilan  keputusan  adalah  keterampilan  coaching.  Sebagai  pendidik,  kita  harus  memiliki keterampilan coaching. Dengan coaching, proses pengambilan keputusan berdasarkan pada potensi yang   dimiliki   oleh   orang   tersebut   (coachee).   Sehingga   keputusan   tersebut   dapat   di pertanggungjawabkan.

Selama proses pembelajaran pengenai pengambilan keputusan, proses penndampingan pengambilan keputusan melalui kegiatan coaching (bimbingan) yang dilakukan oleh fasilitator, saya rasakan sangat efektif dalam membantu pemahaman saya dalam pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Teknik  coaching  dapat  digunakan  dalam  pengambilan  keputusan.  misalkan  dengan  teknik  TIRTA. pengambilan keputusan yang bertanggungjawab tidak terlepas dari prinsip dan paradigma coaching.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

 Kemampuan  guru  dalam  mengelola  dan  menyadari  aspek  sosial  emosional  sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan terutama dalam kasus dilema etika. Guru yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran akan bertindak atas dasar keberpihakan pada murid. Dalam pengambilan keputusan, seorang guru harus berlandaskan pada 4 paradigma yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang, 3 prinsip yaitu prinsip berbasis hasil akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli.

Guru  yang  memiliki  kesadaran  diri  yang  baik  akan  menunjukan  kejujuran  dalam mengambil kepeutusan memiliki kemampuan dalam mengelola emosi pikiran dan prilaku secara efektif sehingga keputisan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pada studi kasus yang berhubungan dengan masalah moral atau etika, nilai-nilai yang harus dianut oleh seorang pendidik adalah kebenaran, kejujuran, toleransi, tanggungjawab. Dengan nilai-nilai tersebut maka keputusan yang diambil dapat berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pendidik yang mampu menganalisis permasalahan dari berbagai sudut pandang dengan tepat, maka ia akan mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral.

6.  Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman

Setiap keputusan yang diambil harus sesuai dengan nilai-nilai kebajikan, keteladanan,  bijaksana  dan  tidak  melanggar  norma.  Dengan  nilai-nilai tersebut  dapat  tercipta  lingkungan  yang  positif,  kondusif,  aman  dan nyaman. Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya

Guru  berperan  penting  dalam  menciptakan  lingkungan  yang  aman, nyaman,  menyenangkan,  namun  tetap  kompetitif.  Guru  berperan sebagai  pemimpin  pembelajar  yang  mengacu  pada  tumbuh  kembang anak sesuai dengan kodratnya, baik kodrat alam maupun kodrat zaman.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan anda?

Tantangan yang dihadapi adalah adanya pemikiran-pemikiran yang tidak sejalan pada setiap individu. Setiap keputusan akan selalu ada pro dan kontra, serta perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak menjadi tantangan saya dalam mengambil keputusan. Namun, berdasarkan paradigma pengambilan keputusan, yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka  pendek  vs  jangka  panjang,  perbedaan  pandangan  adalah  hal  yang  harus dihadapi. Dan tetap berfokus pada keputusan yang berpihak pada murid. Pengambilan keputusan  yang  dilakukan  berlandaskan  atas  tiga  prinsip  penyelesaian  dilema,  yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule- Based Thinking) atau Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Pemilihan prinsip tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan yang kita lakukan sangat mempengaruhi bagaimana kita bisa memberikan pembelajaran yang memerdekakan siswa kita hal itu dikarenakan semua keputusan kita harus berlandaskan untuk kepentingan siswa dengan seperti itu kita bisa memberikan keputusan yang paling tepat yang bisa membuat siswa kita mengelurakan potensinya masing-masing sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamanya

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang  pemimpin  haruslah  mengambil  keputusan  dengan  bijaksana,  mementingkan banyak  pihak,  dan  mengedepankan  nilai-nilai  kebajikan,  terutama  tanggungjawab. Dalam pengambilan keputusan memang tidak mungkin memuaskan semua pihak, namun yang paling penting adalah bahwa keutusan seorang pemimpin haruslah berpihak pada murid.

keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pastilah akan berdampak, baik dalam jangka  pendek  maupun  pada  jangka  panjang.  Keputusan  yang  diambil,  terkadang memunculkan  keraguan,  apakah  keputusan  tersebut  sudah  benar  atau  belum  tepat. Untuk menghilangkan keraguan tersebut, dan percaya diri dalam mengambil keputusan, maka dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan dengan menggunakan lima uji yaitu uji legal, uji regulasi, uji instuisi, uji publikasi dan uji panutan atau uji idola. Hal ini akan menjadikan pengambilan keputusan tersebut akurat dan teruji.

 10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang bisa diambil dari modul sebelumnya dengan modul 3.1 adalah bahwa dalam pengambilan keputusan dapat berpedoman pada 3 semboyan KHD, terdapat nilai-nilai kebajikan, berlandaskan nilai dan peran guru penggerak yang dimilikinya, berpedoman pada pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan belajar murid, dan memiliki kompetensi sosial emosional, serta memiliki keterampilan coaching yang baik dalam menjalankan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan. Sehingga keputusan yang diambil dapat memberikan kemanfaatan untuk banyak orang, mampu mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being) dan dapat dipertanggungjawabkan. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan dengan bijak, dengan mengedepankan nilai-nilai kebajikan yang telah menjadi kesepakatan kelas.

11. Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep-konsep yang telah anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. adakah hal-hal yang menurut anda di luar dugaan?

Hal-hal  yang  menurut  saya  diluar  dugaan  adalah  ternyata  dalam pengambilan  keputusan  bukan  hanya  didasarkan  pada  pemikiran  dan pertimbangan  semata,  namun  sangat  diperlukan  adanya  paradigma, prinsip,  dan  langkah-langkah  pengujian  pengambilan  keputusan,  agar keputusan  yang  diambil  tepat  sasaran  dan  bermanfaat  untuk  orang banyak. Disamping itu secara personal, dalam pengambilan keputusan diperlukan satu sikap keberanian dengan segala konsekwensinya, tidak bisa  bersikap  egois  namun  harus  mementingkan  kepentingan  banyak pihak, terutama kepentingan murid. Adanya dua tipe kasus, yaitu dilema etika dan bujukan moral dapat diketahui dengan pengujian.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang anda pelajari di modul ini?

Sebelum  mempelajari  modul  ini,  tanpa  sadar  saya  telah  menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi dilema etika, hanya saja saya belum menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian keputusan. Saya sudah merasa tenang jika keputusan tersebut sudah sesuai aturan dan tidak berdampak merugikan banyak orang. Saat itu saya hanya mengandalkan  keputusan  akhir  yang  diperkirakan  tidak  merugikan  kedua pihak.  Namun  sekarang  saya  mengetahui  bahwa  dalam  pengambilan keputusan  ada  langkah-langkah  pengambilan  keputusan  dan  pengujian keputusan yang harus dilalui sehingga keputusan tersebut tepat dan tidak merugikan salah satu pihak, serta dapat dipertanggungjawabkan.

13.Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat anda, perubahan apa yang terjadi pada cara anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak yang dirasakan adalah dampak yang sangat positif tentunya, terutama dalam pola pikir saya. Dengan mempelajari modul ini saya mampu mengidentifikasi antara dilema etika dan bujukan moral, dan tentunya mampu untuk mengatasinya. Sebagai guru, kita tidak bisa begitu saja mengambil keputusan, apalagi berpikiran bahwa kita dapat mengontrol siswa. Namun keputusan yang diambil harus berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan, tanggungjawab, dan berpihak pada murid.

Terdapat 4 paradigma dilema etika yaitu: individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka panjang yang semuanya didasari atas 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Dengan paradigma tersebut, yang nantinya akan saya terapkan dalam pengambilan keputusan, saya yakin bahwa apa yang akan diputuskan pasti berdampak baik bagi lingkungan sekitar, terutama murid.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi anda sebagai seorang individu dan anda sebagai seorang pemimpin?

Materi modul 3.1 ini sangat penting bagi saya. Apalagi dengan kondisi saya yang terkadang dalam mengambil keputusan masih ada perasaan ragu dan khawatir  tidak  bisa  memuaskan  semua  pihak.  Yang  menyebabkan  saya menjadi ragu apakah keputusan yang saya ambil sudah tepat atau belum. Dengan mempelajari modul ini, saya jadi memahami dan mengerti langkah- langkah  apa  saja  yang  harus  saya  lakukan  ketika  akan  mengambil keputusan. Bersikap bijaksana, dan selalu berlandaskan pada nilai - nilai kebajikan  dalam  mengambil  keputusan,  sehingga  keputusan  tersebut adalah keputusan terbaik dapat saya pertanggungjawabkan.

0 komentar: